Glitter Text Generator at TextSpace.net

Senin, 30 November 2009

My Dream V.S Reality

Satu kenyataan yang saya sadari sekarang adalah ...

"MIMPI tidak selalu sama dengan REALITA"

Jujur, saya punya banyak mimpi selama saya hidup didunia ini. Sedari kecil, saya selalu bermimpi dengan hal-hal yang mampu membuatku tertarik. Salah satunya adalah yang namanya 'mimpi punya cowok keren'. Selalu saya bermimpi kalau suatu hari nanti saya punya cowok yang kayak artis-artis di TV. Ganteng, keren, dan enak untung dilihat. That's nice dream, right?

Karena salah satu mimpi punya cowok keren, makanya saya gampang gonta-ganti idola cowok. Sewaktu saya SMP (kalau dak salah), saya memulai semuanya. Mulai dari artis cowok Eropa sampai Asia jadi idolaku bergantian. Senang sekali punya idola, apalagi cowok cakep seperti pangeran yang kita impi-impikan. Astaga ... (hanya istigfar yang bisa saya lakukan). Di SMP, semua cowok satu sekolah mah lewat ... gak ada yang membuat saya tertarik. Semuanya berjalan begitu selama 3 tahun SMP (walaupun jujur, ada ji cowok-cowok yang sempat di suka. Hehehe ^^)

Sayangnya, semakin saya besar (tua), kenapa semakin menjadi-jadi hayalan/mimpi tentang idola cowok-cowok tampan. Dibangku SMA, saya mulai membeli majalah yang akhirnya bertumpuk-tumpuk di kamar (kikikik ... Unforgotable habit). Mulai dari tabloid-tabloid, majalah, sampai-sampai saya sudah berani mencari seluruh berita mereka di internet (sambil cari tugas, buka-buka berita juga hehehe ....). Huffttt ... kenangan yang indah. Saking indahnya, saya sudah berani bohong soal minta uang sama ibuku (Dosa ... Dosa ... numpuk) hanya untuk OL atau beli majalahnya yang berpuluh-puluh ribu. Di umurku yang ke 17 tahun, sudah banyak situs pertemanan berjamuran, sampai-sampai itu sempat buat saya berpaling dari pencarian info-info idolaku. Tapi, tetap malah semakin menjerumuskan. Semakin canggih teknologi, semakin terjerumus (dak bisa kembali kayaknya). Hilang kebiasaan beli majalan, datang kebiasaan baru akibat teknologi canggih. Salah satu kecanggihan teknologi yang lain yang bisa buat saya kecanduan adalah 'DVD player bajakan'.

Kesenangan berlanjut pada saat masuk kuliah. Satu keputusan saya ambil untuk fokus kuliah dan tidak membuang uang untuk hal-hal yang tidak berguna. Dak mau beli majalah, tabloid, bahkan DVD bajakan yang berpuluh-puluh ribu lagi. Tapi apa daya, semuanya tidak bisa terbendung kalau lagi masuk liburan yang sampai hampir 2,5 bulan. Kebiasaan buruk kembali, beli tabloid, majalah, apalagi DVD film. Pada saat kuliah ini, paling antusias dengan cowok-cowok Asia (Especially Korean man, Japanese Man ... Oh GOD!!! They make me grazy) sampai sekarangpun kegialaan malah makin menjadi-jadi. (Blog ini saya buat gara-gara kegilaan ku sama mereka).

Tapi, Perbedaan dulu sama sekarang adalah terletak sama pencarian info idolaku. Dulu lewat majalah, tabloid, tapi sekarang lewat internet (gak ada yang ngebatasi kalau lewat internet, ya kan). Majalah, tabloid semua dimuseumkan (alias dah dibungkus rapih). Kalau dibuang dak tega. Pembelian DVD film bajakan khusus film Korea dan Jepang semakin menjadi-jadi sampai-sampai rela menyisihkan uang jajanku untuk agar dapat bisa membeli DVD itu. Kegilaan tambah menjadi-jadi pada saat saya ketemu dengan komunitas pecinta film-film itu di situs pertemanan Twitter.com. Ya ampun, ketemu dengan orang-orang yang lebih fanatik dari saya. Saya baru sadar kalau ternyata masih ada yang lebih menggilai hal-hal seperti itu. Mereka semua baik dan enak dia ajak ngobrol. Tapi, karena mereka akhirnya saya sadar akan yang namanya kata 'pantas'. Saya bertanya-tanya sendiri, apa saya pantas berkorban sebanyak ini untuk mimpi/khayalan saya tentang idolaku?

Sampai akhirnya, malam ini tanggal 30 November 2009, tiba-tiba sadar ka ....
Saya bertanya kembali sama diriku sendiri, 'Apa impact-nya semua yang saya lakukan selama ini untuk hidupku sendiri?' Padahal masih banyak hal yang berguna yang bisa saya lakukan. Oh God ... seharusnya saya harus bedakan yang mana hanya mimpi dan yang mana kenyataan. 'Apa semua ini worthed saya lakukan?'

For now, I just know to thinking positive ...
Be positive ...

Semua itu saya lakukan hanya untuk buat senang diriku semata
Itulah jawabannya.
Hanya saya harus mengendalikan diri, karena semua mimpi kita tidak akan jadi kenyataan ...
Lebih memandang realita saja. Apa yang benar-benar bisa kau raih, itulah yang kau kejar dan tentunya itu dapat memberikan Impact yang berarti untuk kamu ...